cerita-cerita atau kata-kata yang ada di blogs ini adalah ungkapan hati, hal-hal yang aku baca dari buku dan aku dengar dari siapa saja. jadi aku mengucap syukur untuk semuanya yang telah TUHAN berikan padaku. Mudah-mudahan bisa jadi berkat buat sapa aja yang membaca serta memberikan comment. Thxs B-4. GBU ALL

..:: Hanya Sebatas Coretan ::..

Jumat, November 28, 2008

Psikologi Anak


Setiap mulainya tahun ajaran baru, banyak orangtua sibuk mendorong sang batita dan balita agar segera masuk sekolah. Ternyata masalah tidak berakhir setelah niat – nya kesampaian, karena sang batita dan balita kok malah rewel dan nangis terus....pengasuhnya harus kelihatan olehnya..kalau tidak, bisa panik.... Ada pula yang ngadat nggak mau sekolah ...Ada pula yang susah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mojok terus dan membisu, kalau didekati guru malah ketakutan.....Sementara itu, ada pula orangtua yang pusing karena mendapat laporan guru kalau anaknya suka memukuli teman di kelas.....

Problem tersebut banyak dialami oleh anak-anak terutama pada saat mereka menghadapi situasi, lingkungan atau orang baru. Berbagai sikap dan perilaku aneh kemudian muncul sebagai reaksi terhadap ketidaknyamanan yang dirasakannya. Namun demikian, tidak setiap anak mengalaminya karena ada pula yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan bahkan bisa menjalin komunikasi yang interaktif dengan teman teman serta gurunya. Sebenarnya, keberadaan problem tersebut bisa menjadi pertanda adanya masalah psikologis yang harus dicermati oleh orangtua agar bisa diketahui factor penyebab dan strategi yang bisa dilakukan untuk menanganinya agar problem ini tidak sampai berlarut-larut dan mengganggu perkembangan psikologis dan kemampuan social sang anak.

Berawal dari Pola Hubungan Orangtua-Anak

Dari kaca mata psikologi, banyak masalah yang dialami anak-anak antara lain bersumber dari pola hubungan yang buruk antara orangtua dengan anak atau penyebab lain yang akan dibahas kemudian. Dalam artikel ini akan dibahas seputar pentingnya kelekatan hubungan yang positif antara anak dengan orangtua dan pengaruhnya bagi perkembangan psikologis sang anak.


Apakah yang disebut kelekatan ?

Banyak orang takut jika kelekatan antara bayi dengan ibunya bisa membuat anak jadi “bau tangan”, manja, dan cengeng sehingga muncul nasehat-nasehat seperti :

kalau anak menangis, biarkan saja...tidak usah ditanggapi...nanti juga diam sendiri...dia cuma minta perhatian...Latihlah disiplin...mereka sekali-sekali harus dikerasi supaya tidak manja....Jangan sering-sering memeluk anak, nanti dia bisa menjajah orangtuanya....Jangan sering-sering mencium anak, nanti dia jadi manja...Bayi jangan sering-sering dipeluk atau digendong.....taruh saja di tempat tidur biar tidak bau tangan.....

Begitulah nasehat-nasehat yang sering diperdengarkan pada calon ibu atau ibu-ibu muda kita. Nasehat tersebut kerap kali membuat mereka jadi bingung karena pada prakteknya sering mengalami konflik batin, antara keinginan untuk memberi perhatian penuh dengan kekhawatiran kelak anak jadi manja atau tidak tahu diri.

Para ahli psikologi perkembangan dewasa ini makin menilai secara kritis pentingnya kelekatan (positif) antara anak dengan orangtua. Kelekatan adalah sebuah proses berkembangnya ikatan emosional secara resiprokal (timbal balik) antara bayi/anak dengan pengasuh (orangtua). Kelekatan yang baik dan sehat dialami seorang bayi yang menerima kasih sayang yang stabil dari kehadiran orangtua yang konsisten; sehingga bayi atau anak dapat merasakan sentuhan hangat, gerakan lembut, kontak mata yang penuh kasih dan senyuman orangtua.

Apakah manfaat dari hubungan kelekatan antara anak-orangtua ?

Rasa percaya diri

Perhatian dan kasih sayang orangtua yang stabil, menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya berharga bagi orang lain. Jaminan adanya perhatian orangtua yang stabil, membuat anak belajar percaya pada orang lain.

Kemampuan membina hubungan yang hangat

Hubungan yang diperoleh anak dari orangtua, menjadi pelajaran baginya untuk kelak diterapkan dalam kehidupannya setelah dewasa. Kelekatan yang hangat, menjadi tolok ukur dalam membentuk hubungan dengan teman hidup dan sesamanya. Namun hubungan yang buruk, menjadi pengalaman traumatis baginya sehingga menghalangi kemampuan membina hubungan yang stabil dan harmonis dengan orang lain.

Mengasihi sesama dan peduli pada orang lain

Anak yang tumbuh dalam hubungan kelekatan yang hangat, akan memiliki sensitivitas atau kepekaan yang tinggi terhadap kebutuhan sekitarnya. Dia mempunyai kepedulian yang tinggi dan kebutuhan untuk membantu kesusahan orang lain

Disiplin

Kelekatan hubungan dengan anak, membuat orangtua dapat memahami anak sehingga lebih mudah memberikan arahan secara lebih proporsional, empatik, penuh kesabaran dan pengertian yang dalam. Anak juga akan belajar mengembangkan kesadaran diri, dari sikap orangtua yang menghargai anak. Sikap menghukum hanya akan menyakiti harga diri anak dan tidak mendorong kesadaran diri. Anak patuh karena takut.

Pertumbuhan intelektual dan psikologis

Bentuk kelekatan yang terjalin, kelak mempengaruhi pertumbuhan fisik, intelektual dan kognitif serta perkembangan psikologis anak.

Faktor Penyebab Gangguan Kelekatan Pada Anak

Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak tidak mendapatkan kelekatan kasih sayang yang tulus, hangat dan konsisten dari kedua orangtuanya. Dan menurut ahi psikologi perkembangan, hingga usia 2 tahun adalah masa paling kritis. Erik Erikson, seorang bapak perkembangan berpendapat, masalah yang terjadi dalam masa-masa tersebut berpotensi mengganggu proses perkembangan psikologis yang sehat.

Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan orangtua/pengasuh

Perpisahan traumatik bagi seorang anak bisa berupa : kematian orangtua, orangtua dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama, atau anak yang harus hidup tanpa orangtua karena sebab-sebab lain

Penyiksaan emosional (dan pengabaian), penyiksaan fisik atau pun penyiksaan seksual

Setiap anak rentan terhadap penyiksaan emosional maupun fisik dari orangtua/pengasuh sebagai bagian dari pola asuh dan interaksi sehari-hari. Sistem pendidikan tradisional yang seringkali menggunakan cara hukuman (baik fisik maupun emosional) untuk mendidik dan mendisiplinkan anak. orangtua sering bersikap menjaga jarak dan bahkan ada yang membangun image “menakutkan” agar anak hormat dan patuh pada mereka. Padahal cara ini malah membuat tumbuh menjadi pribadi yang penakut, mudah berkecil hati dan tidak percaya diri. Anak akan merasa bukan siapa-siapa atau tidak bisa berbuat apa-apa tanpa orangtua.

Sementara itu, penyiksaan seksual tidak mustahil terjadi pada anak, yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya, entah itu orangtua maupun anggota keluarga atau pihak lain. Hal ini kemungkinan terjadi karena orang tersebut mengalami problem psikologis yang menyebabkan dirinya mengalami hambatan pengendalian dorongan seksual.

Pengasuhan yang tidak stabil

Pengasuhan yang melibatkan terlalu banyak orang, bergantian, tidak menetap oleh satu/dua orangtua, menyebabkan ketidakstabilan yang dirasakan anak, baik dalam hal “ukuran” cinta kasih, perhatian, kelekatan dan kepekaan respon terhadap kebutuhan anak. Anak jadi sulit membangun kelekatan emosional yang stabil karena pengasuhnya selalu berganti-ganti tiap waktu. Situasi ini kelak mempengaruhi kemampuannya menyesuaikan diri karena anak cenderung mudah cemas dan kurang percaya diri (merasa kurang ada dukungan emosional).

Sering berpindah tempat/domisili

Seringnya berpindah tempat membuat proses penyesuaian diri anak menjadi lebih sulit, terutama bagi seorang batita atau balita. Situasi ini akan menjadi lebih berat baginya jika orangtua tidak memberikan rasa aman dengan mendampingi mereka dan mau mengerti atas sikap / perilaku anak-anak yang mungkin saja jadi “aneh” akibat dari rasa tidak nyaman saat harus menghadapi orang baru. Tanpa kelekatan yang stabil, reaksi negatif anak (yang sebenarnya normal) akhirnya menjadi bagian dari pola tingkah laku yang sulit diatasi

Ketidakkonsistenan cara pengasuhan

Banyak orangtua yang tidak konsisten dalam mendidik anak. Misalnya, pada suatu saat orangtua menghukum anak dengan sangat keras, tapi di lain waktu (mungkin karena merasa bersalah) memenuhi semua keinginan anak (misal membelikan mainan mahal). Ketiadaan kepastian sikap orangtua, membuat anak sulit membangun kelekatan tidak hanya secara emosional tetapi juga secara fisik. Sikap orangtua yang tidak dapat diprediksi, membuat anak bingung, tidak yakin dan sulit mempercayai (dan patuh) pada orangtua.

Problem psikologis yang dialami orangtua

orangtua yang mengalami problem emosional atau psikologis sudah tentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan bagi anak. Hambatan psikologis, misalnya gangguan jiwa, depresi atau problem stress yang sedang dialami orangtua tidak hanya membuat anak tidak bisa berkomunikasi dan ngobrol enak dengan orangtua, tapi membuat orangtua kurang peka terhadap kebutuhan dan masalah anak. Bahkan, orangtua sering terlalu sensitif dan emosional, menjadi lebih pemarah dan kurang sabar menanggapi perilaku anak-anak. Tidak jarang anak dimarahi atau dipukul, disiksa, atau diberi perlakuan yang sangat tidak proporsional dibandingkan dengan “kenakalan” yang dilakukan. Tindakan tersebut beresiko menghancurkan harga diri seorang anak.

Problem neurologis/syaraf

Ada kalanya, gangguan syaraf yang dialami anak bisa mempengaruhi proses persepsi atau pemrosesan informasi anak tersebut, sehingga ia tidak dapat merasakan adanya perhatian yang diarahkan padanya. Contohnya, ada kasus seorang bayi yang rewel terus dan restless karena dalam tubuhnya terdapat unsur cocaine, atau zat addictive yang sudah mempengaruhi pertumbuhan struktur syaraf otak sejak masa konsepsi (pembentukan jaringan). Problem ini bisa disebabkan masalah alkoholisme atau obat-obatan yang biasa dikonsumsi orangtua sebelum dan selama masa kehamilan; atau karena efek samping obat-obatan yang harus diminum anak akibat penyakit yang sedang dideritanya.

Dampak Problem Kelekatan

Anak-anak yang kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi akibat problem kelekatan yang dialami, berpotensi mengalami masalah intelektual, masalah emosional dan masalah moral dan sosial di kemudian hari.

Masalah Intelektual

1. Mempengaruhi kemampuan pikir seperti halnya memahami proses “sebab-akibat”
Ketidakstabilan atau ketidakkonsistenan sikap orangtua, mempersulit anak melihat hubungan sebab-akibat dari perilakunya dengan sikap orangtua yang diterimanya. Dampaknya akan meluas pada kemampuannya dalam memahami kejadian atau peristiwa peristiwa lain yang dialami sehari-hari. Akibatnya, anak jadi sulit belajar dari kesalahan yang pernah dibuatnya.

2. Kesulitan belajar

Kurangnya kelekatan dengan orangtua, membuat anak lamban dalam memahami baik itu instruksi maupun pola-pola yang seharusnya bisa dipelajari dari perlakuan orangtua terhadapnya atau kebiasaan yang dilihat / dirasakannya.

3. Sulit mengendalikan dorongan

Kebutuhan emosional yang tidak perpenuhi, membuat anak sulit menemukan kepuasan atas situasi / perlakuan yang diterimanya, meski bersifat positif. Ia akan terdorong untuk selalu mencari dan mendapatkan perhatian orang lain. Untuk itu, ia berusaha sekuat tenaga, dengan caranya sendiri untuk mendapatkan jaminan bahwa dirinya bisa mendapatkan apa yang diinginkan.

Masalah Emosional

1. Gangguan bicara

Menurut sebuah hasil penelitian, problem kelekatan yang dialami anak sejak usia dini, dapat mempengaruhi kemampuan bicaranya. Dalam dunia psikologi, hingga usia 2 tahun dikatakan sebagai masa oral, dimana seorang anak mendapat kepuasan melalui mulut (menghisap, mengunyah makanan dan minuman). Oleh sebab itu lah proses menyusui menurut para ahli merupakan proses yang amat penting untuk membangun rasa aman yang didapat dari pelukan dan kehangatan tubuh sang ibu. Ada kemungkinan anak yang mengalami hambatan pada masa ini akan mengalami kesulitan atau keterlambatan bicara.

Memang, secara psikologis anak yang merasakan ketidaknyamanan akan kurang percaya diri dalam mengungkapkan keinginannya. Atau, kurangnya kelekatan tersebut membuat anak berpikir bahwa orangtua tidak mau memperhatikannya sehingga ia lebih banyak menahan diri. Akibatnya, anak jadi tidak terbiasa mengungkapkan diri, berbicara atau mengekspresikan diri lewat kata-katanya. Ada pula penelitian yang mengatakan, bahwa melalui komunikasi yang hangat seorang ibu terhadap bayinya, lebih memacu perkembangan kemampuan bicara anak karena si anak terpacu untuk merespon kata-kata ibunya.

2. Gangguan pola makan

Ada banyak orangtua yang kurang responsif / kurang tanggap terhadap tangisan bayinya. Mereka takut jika terlalu menuruti tangisan bayinya, kelak ia akan jadi anak manja dan menjajah orangtua. Padahal, tangisan seorang bayi adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan adanya kebutuhan seperti halnya rasa lapar atau haus. Ketidakkonsistenan orangtua dalam menanggapi kebutuhan fisiologis anak, akan ikut mengacaukan proses metabolisme dan pola makan anak.

3. Perkembangan konsep diri yang negatif

Ketiadaan perhatian orangtua, sering mendorong anak membangun image bahwa dirinya mandiri dan mampu hidup tanpa bantuan siapa pun. Image itu berusaha keras ditampilkan untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya. Padahal, dalam dirinya tersimpan ketakutan, rasa kecewa, marah, sakit hati terhadap orangtua, sementara ia juga menyimpan persepsi yang buruk terhadap diri sendiri. Ia merasa tidak diperhatikan, merasa disingkirkan, merasa tidak berharga sehingga orangtua tidak mau mendekat padanya (dan, memang ia juga merasa tidak ingin didekati)

Tanpa sadar semua perasaan itu diekspresikan melalui tingkah laku yang aneh-aneh, yang orang menyebutnya “nakal”, “liar”, “menyimpang”. Mereka juga terlihat suka menuntut secara berlebihan, suka mencari perhatian dengan cara-cara yang negatif, sangat tergantung, tidak bisa memperhatikan orang lain (tapi menuntut perhatian untuk dirinya), sulit mencintai dan menerima cinta dari orang lain.

Masalah Emosional

Anak akan sulit melihat mana yang baik dan tidak, yang boleh dan tidak boleh, yang penting dan kurang penting, dari keberadaan orangtua yang juga tidak bisa menjamin ada tiadanya, yang tidak dapat memberikan patokan moral dan norma karena mereka mengalami kesulitan dengan dirinya sendiri, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan emosional mereka sendiri, kesulitan dalam mengendalikan dorongan mereka sendiri. Akibatnya, anak hanya meniru apa yang dilihatnya dari orangtua dan mencari cara agar tidak sampai terkena hukuman berat.

Tidak jarang anak-anak tersebut memunculkan sikap dan tindakan seperti : suka berbohong (yang sudah tidak wajar), mencuri (karena ingin mendapatkan keinginannya), suka merusak dan menyakiti (baik diri sendiri maupun orang lain), kejam, dan menurut sebuah penelitian, mereka cenderung tertarik pada darah, api dan benda tajam.

Bagaimana Membangun Kelekatan yang Baik Dengan Anak ?

Kesiapan mental untuk menjadi orangtua


Memiliki anak membawa implikasi yang luas, tidak hanya merubah peran dari suami / istri, menjadi seorang ayah / ibu. Ada komitmen dan tanggung jawab yang harus disadari dan dijalankan. Oleh sebab itu, perlu “hati dan pikiran” yang tenang untuk menjalani proses menjadi orangtua. Hati dan pikiran yang tenang, akan menciptakan rasa nyaman pada janin yang sedang dikandung; dan, jangan lupa bahwa ketenangan dan kesiapan hati tersebut mendorong keseimbangan hormon yang mendukung proses kehamilan yang sehat. Selain itu, kesiapan mental juga merupakan suatu kondisi yang diperlukan terutama untuk menghindari konflik dan ketegangan yang bisa muncul di antara suami istri akibat perubahan yang terjadi. Kesiapan tersebut membuat masing-masing sadar dan berusaha menahan diri untuk tidak saling menyakiti, karena dilandasi kesadaran, bahwa kedua nya saling membutuhkan untuk saling menguatkan.

Ciptakan komunikasi yang hangat sejak dini

Berkomunikasi dengan anak tidak dimulai sejak anak lahir, melainkan sejak ia dalam kandungan. Sejak itu proses kelekatan pun dimulai. Berbicaralah padanya meski ia masih belum tampak secara lahiriah. Sapa lah dia, bernyanyilah untuknya dan pelihara / pertahankan kestabilan emosi. Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa seorang anak bisa memahami apa yang terjadi dalam diri sang ibu meski ia belum lahir. Hal itu bisa dibuktikan dari munculnya kecenderungan tertentu yang ada pada anak, misalnya pencemas, super sensitif atau pemarah dihubungkan dengan persoalan yang sedang dihadapi sang ibu pada masa dan pasca kehamilannya.

Upayakan program menyusui

Proses menyusui, bukan hanya sekedar memberikan ASI yang berkualitas. Namun menyusui merupakan proses yang melibatkan dua belah pihak, bahkan tiga belah pihak : suami–istri dan anak. Kegiatan menyusui merupakan moment yang sangat ideal untuk membangun kontak batin yang erat, melalui kelekatan fisik dan kontak mata yang intensif. Proses ini membutuhkan “hati” yang tenang dan penuh kasih, karena produksi ASI akan terpengaruh oleh faktor fisik dan emosional. Oleh sebab itu, perlu kerja sama yang baik dan sikap saling memahami serta saling menghargai antara suami-istri agar segala persoalan yang terjadi bisa diselesaikan dengan baik tanpa menyebabkan ketegangan dan tekanan emosional yang mengganggu hubungan dengan anak.

Tanggapilah tangisan bayi / anak secara positif

Banyak orangtua yang menganggap bahwa tidak baik selalu menanggapi tangisan bayi, karena bayi perlu dilatih untuk tidak menjadi manja dan supaya jantungnya kuat. Memang, pada beberapa kasus pemikiran tersebut bisa diikuti, tapi tidak selamanya. Karena, hanya melalui menangislah seorang bayi dapat mengkomunikasikan ketakutannya, kelaparannya, kehausannya, keinginannya akan kehangatan, keinginannya untuk dibelai, rasa tidak enak badan, kedinginan, kepanasan dan rasa tidak enak yang lain. Jangan lupa, bayi adalah makhluk paling tidak berdaya dan tidak berdosa, tidak punya maksud buruk. Jadi, tangisannya adalah murni muncul dari kebutuhannya. Bayangkan, jika orangtua menunda respon terhadap ketakutannya, maka bayi akan merasa frustrasi. Dari situ lah ia juga belajar, bahwa orangtuanya tidak bisa memberikan jaminan akan kasih sayang, bahwa dirinya tidak terlalu berharga untuk diperhatikan kebutuhannya.

Upayakan kebersamaan dalam keluarga inti

Jaman sekarang, banyak keluarga yang menggunakan jasa baby sitter untuk mengasuh anak. Ironisnya, ada beberapa ibu rumah tangga yang tidak bekerja, tidak mempunyai kegiatan apapun kecuali arisan, ke salon dan shopping, mempunyai banyak asisten dan pembantu namun anaknya sepenuhnya diurus oleh baby sitter. Tidaklah mengherankan jika kelak antara dia dengan anaknya tidak terlihat suatu kelekatan yang positif karena anaknya lebih nempel dengan ‘suster-nya. Situasi ini tidak mendorong proses perkembangan psikologis dan identitas yang sehat. Anak tetap melihat dirinya diabaikan oleh ibunya sementara sang ibu memperhatikan anak melalui berbagai barang dan mainan yang dibeli atau pun uang jajan yang berlebihan.

Kelekatan yang positif, membutuhkan kerja sama setiap angota keluarga. Ciptakan waktu kebersamaan yang konsisten, dipenuhi perasaan tenang, senang dan santai. Jika bepergian bersama, (dan jika memungkinkan), berlatihlah sejak dini untuk tidak menyertakan sang suster agar anak terbiasa berada bersama dan dekat orangtua, agar anak lebih dapat belajar dan berkomunikasi dengan orangtua, agar anak bisa merasakan senangnya jalan jalan dengan ‘mama-papa. Sementara itu, orangtua juga belajar dari anaknya, dan melihat hasil didikannya selama ini melalui sikap dan perilaku anak. Dengan demikian, orangtua bisa memahami perilakunya sendiri, mana yang perlu diubah dan mana yang perlu ditingkatkan.

Read More..

Selasa, November 25, 2008

KESENDIRIAN YANG TAK SEPI

Ketika Anda sendirian, apakah Anda benar - benar sepi dari segala aktivitas? Belum tentu; sekurang - kurangnya secara mental, Anda masih saja tetap rame, tetap gemuruh. Anda tidak kesepian dalam kesendirian Anda. Banyak orang takut sendiri; mereka takut kesepian. Mereka menyangka kalau hidup sendiri, hidup menyendiri, mereka akan kesepian.

Menyepi, sendiri di tempat sunyi yang terasing apakah itu di tengah hutan, di pegunungan, di goa - goa dan sebagainya, memang sangat kondusif bila digunakan untuk merenung. Akan tetapi jangan lupa, keheningan tidaklah terdapat di tempat - tempat sunyi; begitu pula keruwetan, ia tidak hanya ada di tempat - tempat rame. Anda bisa merasa kesepian kendati berada di tengah-tengah kerumunan pasar, atau sebaliknya, gemuruh di dalam kendati berada di tengah samudera luas. Ia ada disini, di benak Anda, di hati Anda. Bila yang Anda dambakan itu adalah keheningan dan kejernihan, dan bukannya lari dari keramaian, maka sebetulnya Anda tidak perlu ke tempat sunyi. Anda bisa menikmati keheningan dan kejernihan hati dimana saja, kalau Anda tahu bagaimana mengheningkannya, menjernihkannya.

Pikiran yang dibiarkan bebas tanpa pegangan, tanpa ada satu objek yang diperhatikannya, akan cenderung ramai dan liar. Ia tidak dengan mudah disepikan kendati Anda bertahun - tahun tinggal di tempat - tempat sunyi dan membisu. Pada awalnya, memang pengaruh eksternal terhadap kondisi internal sangat terasa. Di tempat sunyi kita akan merasa jauh lebih tenang dibanding di tempat rame. Akan tetapi itu hanya terasa pada awalnya saja, pada masa transisi saja. Setelah itu, setelah Anda menikmati ketenangan itu, gemuruh di dalam akan terdengar
lebih jelas dibanding sebelumnya, dibanding ketika Anda masih di tempat ramai.

Mungkin sampai saat ini masih ada yang berpikir bahwa, "Dengan menyendiri di tempat sunyi, yang terasing, saya akan lebih khusuk, akan lebih jernih....". Sangkaan ini ternyata tidak benar. Ini dapat Anda buktikan langsung. Duduklah, amati batin Anda sendiri, Anda akan mengerti dan dapat menerima apa saya katakan ini. Oleh karenanya, buanglah jauh-jauh sisa anggapan keliru itu.

Batin yang tidak terlatih selalu rame. Dalam keramaian di dalam ini, kendati Anda membisu bertahun-tahun lamanya di tempat - tempat sunyi, tidak melakukan aktivitas yang berarti kecuali yang terkait langsung dengan kebutuhan fisik Anda saja, kesendirian Anda itu hanyalah kesunyian semu semata. Anda tidak Dapat membohongi diri Anda sendiri dalam hal ini.

Karena terbiasa di tempat ramai, dimana Anda nyaris tidak pernah diam secara fisikal maupun verbal, sejenak berada di tempat sunyi memang terasa "lain". Ada sebentuk ketenangan temporer yang memasuki batin Anda. Namun itu umumnya tidak berlangsung begitu lama. Ingatan - ingatan Anda, kesan - kesan mental yang terbentuk dari pengalaman ragawi Anda, dari kontak-kontak fisikal dan mental Anda sebelumnya, segera akan mengusik ketenangan Anda itu. Mereka bermunculan satu per satu tak henti-hentinya dan berulang-ulang kali, dengan tanpa terpolakan dan tanpa terbendung.

Seorang meditator pemula mungkin butuh pengkondisi luar berupa tempat sunyi seperti itu. Ini diperlukan hanya untuk memudahkannya melalui masa - masa transisi. Untuk segera masuk dalam keheningan dari hiruk - pikuk kehidupan duniawi seperti biasanya, sangatlah sulit. Jadi pada awalnya, memang butuh pengkondisi luar yang kondusif.

"Banyak yang menganggap kesendirian adalah sebuah bencana. Di mana saat itu tak ada tempat untuk berpegangan, bercerita, atau berbagi kebahagiaan. Tak bisakah melihat sebuah kesendirian dari sudut pandang yang berbeda?

Kesendirian dapat berarti sebuah tangung jawab penuh dalam menentukan semua keputusan, baik hal kecil maupun hal besar. Kesendirian dapat menjadi sebuah kesempatan besar untuk memanjakan diri sendiri. Kesendirian bisa terlihat sebagai sebuah kemewahan di mana tak ada tempat untuk bernafas karena selalu dikejar oleh waktu dan orang banyak".

Tak semua dapat melihat kesendirian dari sudut yang berbeda...

Read More..

Kamis, November 20, 2008

Stop...!!! Pergaulan Bebas


Kebebasan. Satu kata yang kayaknya jadi idaman tiap remaja. Gimana enggak? Wong nggak ada yang bisa ngatur kita. Mau ngapain terserah aja. Pengen ngeluyur semalaman atau bisa jadi playboy kagetan (soalnya jadi idola di pasar kaget). Nggak satupun yang bisa ngelarang. Tubuh-tubuh gue. Mulut-mulut sendiri. Bajuku pribadi, meski potongannya kayak punya adiknya yang masih SD, alias perawan (pemakai rapet pakaian). mereka bilang, buat apa yang lain mau ngurusin? Ini kan hidup kita sendiri, bodoh amat. Lho neng, nggak salah ngomong tuh?.

Beneran nih, kita nggak bo’ong. Gaul bebas udah jadi budaya wajib remaja saat ini. Sosok gaul bebas seperti air laut yang kita minum. Makin lama makin haus. Tambah lama tambah pengen. So, hidup bebas tanpa kekangan, dan nggak ada tanggungan. Listrik, telepon, PDAM, bukan pikiran. Emang kita mau narik iuran apa? Itu mah urusan ortu. Pelajaran sekolah? Nanti aja kalo ada waktu luang. Lagipula besok kan bisa nyontek di sekolah. Wacaow. Apalagi urusan dosa? Dosa…itu urusan kaum sepuh, kelasnya Alimta (atas lima puluh tahun). Lagian kita kan masih muda, sayang donk kalo saat remaja disia-siakan. Soal tobat dari dosa? Nanti aja Tuhan kan Maha Pengampun dan Maha Mengerti. Pasti deh kita dapet ampunan. Emang yang ngebangun sorga siapa?

Sobat, meski teman kita banyak yang punya argumen gituan, nggak semestinya kita mankir. Nggondok seribu bahasa. Ditambah aksi kita tersungging sinis di depan mereka dan sedikit memejamkan sebelah mata. Kita kudu ngerti sengerti-ngertinya, akibat pola pikir bebas yang nyebabin gaya hidup bebas pula. Nggak selayaknya kita pukul rata. Kalo semua yang nglakuin pola dan style gaul bebas itu, pada paham segala macam soal gaul bebas secara detail. Kita nggak mungkiri kalo memang ada yang jadi kebakar jenggotnya, pas diberitahu soal efek sengatan negatif gaul bebas. Malahan yang kita tahu, sebagian besar sobat yang pada ikutan gaul bebas, nggak paham sama sekali. Mereka hanya ikutan doang. Nggak jarang rekan-rekan kita yang pacaran nggak punya alasan yang jelas, kenapa mereka pacaran. Mirip seperti anak kecil yang gerudukan kemana aja. Asal dapat jajan. Mereka bilang kalo gaul bebas modern-lah, nggak ketinggalan zaman-lah, mumpung masih muda-lah, dan seabrek alasan nggak matching lainnya.

Alasan klise gaul bebas

Gaul bebas itu identik ama campur baurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat. Tapi nggak cuma campur aja kayak es dawet, mereka juga punya interaksi satu sama lain. Namun, bukan pasar, bukan stasiun dan juga bukan terminal. Apa? Pelabuhan!! Makanya ojo ngelamun!! Interaksi yang ada dalam forum gaul bebas itu, bisa dibilang super intensif. Antara laki dan perempuan udah saling adu strategi dan main serang. Saling counter attack dan full body contact. Mulai dari main pegang, elus, belai, sruduk, cium, comot, sosor, dan banting-membanting hingga 50% (Diskonn..!!). Glodak.

Sebagian besar acara gaul bebas, dimulai dari kumpulnya muda-mudi dalam satu acara, yang nggak jelas tujuannya. Misal, ultah sweet seventy, eh salah seventeen, reuni dan ketemu teman lama, gerombolan makhluk diskotik, dan berbagai tempat angker lain. Setelah berada di tempat aneh semacam itulah, biasanya si empunya jadi kebawa. Teman satu dan yang lain saling mempengaruhi. Seiring bergulirnya waktu dia pun jadi kebiasa, akhirnya kita terjerumus sudah. Sroot..gedebuk.

Mulai deh suka berduaan, dengan nama kerennya pacaran. Mojok di kamar kecil. Eh salah.. bau H2S, yang bener kamar pribadi. Adegan super hot ini terus aja lanjut. Dimanapun dan kapanpun bisa, asal keduanya mengiyakan. Biasa, namanya juga gaul bebas. Ya bebas aja…meski ada yang lihat atau ngintip, bahkan orang sekampung ngeroyok. Dua sejoli tetap aja tenang. Kalem aja dik (maksimum 5 km per-jam). Anteng tentrem kerto raharjo, soalnya sama-sama suka sih. Kalo udah kayak gini, nggak ada yang bisa ngelarang donk. Paling naga-naganya dikawinin sama orang-orang sekampung. Nggak usah repot ngundang resepsi, apalagi prasmanan. Wah nggak beres nih orang…

Simpelnya, itu tadi sebuah contoh aja yang sekarang nggak lagi dipandang tabu, bahkan bukan dosa di mata masyarakat. Alasan suka sama suka, udah pacaran lama, kayaknya udah jadi lalapan, eh..alasan klise. Meski kita nggak ngerti berapa harga afdruk klisenya..3x4..lho..kok malah jadi tukang foto? Biar tukang foto tapi tetep caem. Ha..ha.. Wis..buyar, kembali ke topik masalah kita, sang gaul bebas. Bukan berarti alasan sueneng sama si dia, jatuh cintrong dalam satu kedipan, membuat diri kita jadi lupa diri. Lalu ikutan dengan budaya primitif masyarakat kita. Apaan? Jelas aja, gaul bebas yang diwujudkan dengan aktivitas pacaran. Belum lagi kalo pacaran itu ngejurus ke zina. Waduh bisa kebakaran satu kelurahan.


Bukan hanya sampe disini. Masyarakatpun memandang, kalo lelaki yang udah melakukan hubungan di luar rumah, eh luar nikah, itu bisa dibilang bertanggung jawab. Asal mau ngawinin si cewek. Itupun kalo dia mau, dan ada fulus yang cukup. Wah..nggak salah tuh? Padahal udah banyak yang jadi korban. Janda-janda tua, gadis desa, kembang kampung, penyakit mematikan pun memburu, akibat hubungan yang nggak sehat. Mulai dari PMS (Penyakit Menular Seksual) hingga HIV AIDS yang sangat danger. Bisa dibilang akibat gaul bebas, manis dirasa, sepah dibuang.

Bebas Bergaul nggak berarti Bergaul Bebas

Gimana dengan kamu? Mau ikutan kayak mereka? Atau mau jadi pelopor gaul bebas? Kalo kamu seperti itu, kita nggak tanggung-tanggung kok. Apa? Kita bakal marah berat. Kamu bakalan kita gigitin anjing rabies rame-rame. He..he..he.. Beneran kita serius. Lebih baik gitu, daripada kamu ngerasain siksa di neraka dari Allah Swt. Lebih enak kita yang marah, daripada kamu tertunduk malu pas berhadapan dengan Allah di hari akhir nanti. Beneran lho.

Islam udah ngasih aturan buat kita, soal bagaimana lelaki bergaul dengan wanita. Kita boleh aja bebas bergaul, tetapi nggak berarti kita boleh bergaul bebas. Bebas bergaul artinya kita boleh milih siapa saja yang jadi sahabat dan teman kita. Nggak peduli laki atau perempuan. Tapi dalam bergaul, tetep aja kita nurut sama aturan yang telah Allah berikan. Kita muslim kan? Nggak salah nuruti aturan Allah. Udah selamat, dapat pahala, raih surga pula. Tapi kalo kita nentang dan nolak aturan yang Allah berikan, bisa-bisa kita dapat murka, dosa dan siksa neraka-Nya. Jelas kita nggak mau akan hal itu.

Maka kalo kita bergaul antara laki dan perempuan, jelas kita kudu lihat keadaan, situasi dan kondisi. Apakah tempatnya pas, nggak sepi, atau nggak campur baur. Karena Rasulullah udah ngelarang kita untuk berduaan di tempat sepi antara laki dan perempuan. Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu seorang pemuda muslim berkholwat (berduaan) dengan seorang pemudi, kecuali bersama mahromnya.” (Al Hadits). Islam juga ngelarang kita untuk mensukseskan forum-forum yang di dalamnya laki-laki dan perempuan bercampur baur atau ikhtilath. Seperti yang kita kasih contoh di atas. Islam juga ngasih aturan buat kamu yang muda, yang udah siap, moril, materiil dan onderdil untuk menikah. Ojo sue-sue.

Rasulullah Saw bersabda, “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, hal itu akan dapat menundukkan pandangan serta memelihara kemaluan. Siapa saja yang tidak mampu melakukannya, hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai.” (Al Hadits)

So, bagi sobat yang ngerasa udah mampu, mending cepet nikah deh. Terus buat kamu yang SMA, memang solusi nikah mungkin nggak seberapa pas dengan kalian. Tapi bukan berarti kita bisa nglakuin gaul bebas. Tetap aja dosa fren. Perbanyak puasa deh. Jangan lupa, sering aja datang ke pengajian, punya kawan-kawan yang sholeh, juga aktif dakwah, pasti niatan kamu yang punya elektron negatif bakalan hilang. Nanti kalo udah siap, nikah aja. Otree.

Read More..

Senin, November 17, 2008

Rahasia di Balik Adzan


Mengapa lidah kelu disaat kematian? tetapi kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yg nazak (hampir ajal) tidak dapat berkata apa- apa.. lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'.

Diriwayatkan sebuah hadis yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak All ah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya." Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa azan berkumandang.

Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan. Banyak fadhilatnya. Jika lagu kebangsaan kita diajar agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika azan kita tidak boleh mendiamkan diri? Lantas sesiapa yang berkata-kata ketika azan, All ah akan kelukan lidahnya ketika nazak.

Kita takut dengan kelunya lidah kita semasa ajal hampir tiba maka kita tidak dapat mengucap kalimah "Lailahaillallah.." yang mana sesiapa yang dapat mengucapkan kalimah ini ketika nyawanya akan dicabut Allah dgn izinNya menjanjikan syurga untuk mereka. Dari itu marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu semasa nyawa kita sedang dicabut.

"Ya Allah! Anugerahkanlah kematian kami dengan kematian yang baik lagi mulia, lancarkan lidah kami mengucap kalimah "Lailahaillallah.." semasa sakaratul maut menghampiri kami. Amin..amin.. amin Yarobbal a'lamin.."

WASIAT NABI MUHAMMAD S.A.W. kepada SAIDINA ALI R.A.;
Wahai Ali, bagi orang MUKMIN ada 3 tanda-tandanya:
1) Tidak terpaut hatinya pada harta benda dunia.
2) Tidak terpesona dengan bujuk rayu.
3) Benci terhadap kebohongan dan perkataan sia-sia..

Wahai Ali, bagi orang 'ALIM itu ada 3 tanda2nya:
1) Jujur dalam berkata-kata.
2) Menjauhi segala yg haram.
3) Merendahkan diri.

Wahai Ali, bagi orang yg JUJUR itu ada 3 tanda2nya:
1) Merahasiakan ibadahnya.
2) Merahasiakan sedekahnya.
3) Merahasiakan ujian yg menimpanya.

Wahai Ali, bagi org yg TAKWA itu ada 3 tanda2nya:
1) Takut berlaku dusta dan keji.
2) Menjauhi kejahatan.
3) Memohon yang halal kerana takut jatuh dalam keharaman.

Wahai Ali, bagi AHLI IBADAH itu ada 3 tanda2nya:
1) Mengawasi dirinya.
2) Menghisab dirinya.
3) Memperbanyakkan ibadah kepada Allah s.w.t.

Uang Rp 50.000 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak derma masjid, tetapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepak bola. Semua insan ingin memasuki syurga tetapi tidak ramai yang berfikir dan berbicara tentang bagaimana untuk memasukinya.

Kita mengirimkan ribuan 'jokes' dan 'surat berantai' melalui e-mail tetapi bila mengirimkan yang berkaitan dengan ibadah seringkali berfikir 2 atau 3 kali. OLEH ITU JANGAN BIARKAN DIRI KITA INI MENJADI SEBAHAGIAN DARI KELUCUAN TERSEBUT, INSYA'ALLAH.

AMIIINN...................

Read More..

Kamis, November 13, 2008

Kiat Memulai Usaha


1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.

2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.

3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE “BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY”: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah Guru yang baik.

4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achieve is directly proportional to the risk taken : Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.

5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan
menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.

6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.

7. MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kwalitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.

8. DEAL WITH FAILURES
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak “mematikan”. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah !

9. JUST DO IT, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Manager selalu melakukan READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM ! Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.

Kunci Sukses Usaha

William A. Ward pernah berkata, "Ada empat langkah mencapai sukses, yakni perencanaan yang tepat, persiapan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan tidak mudah menyerah." Gunakan falsafah Ward ini agar sukses. Perinciannya sebagai berikut :

- Ikuti perkembangan jaman
Bergabunglah dalam organisasi yang berkaitan dengan bisnis Anda. Banyak membaca dan gali informasi sebanyak mungkin. Internet akan banyak membantu Anda.
- Buat rencana keuangan
Catat semua pemasukan dan pengeluaran setiap harinya. Buat target jangka pendek dan jangka panjang. Jangan pernah menyerahkan kondisi keuangan pada nasib. Perhitungkan dengan matang.
- Perkirakan aliran uang tunai
Anda harus bisa memperkirakan aliran uang tunai, paling tidak tiga bulan ke depan. Jangan membuat anggarkan pengeluaran yang lebih besar dari itu.
- Bentuk dewan penasehat atau cari tenaga ahli, untuk memberi ide, saran atau kritik terhadap Anda dan produk yang ditawarkan. Mereka bisa berupa teman-teman atau anggota keluarga yang dipercaya.
- Jaga keseimbangan antara kerja, santai, dan keluarga
Tak perlu ngoyo, karena sesuatu yang dikerjakan dengan ngoyo, hasilnya tak akan maksimal. Lagi pula, badan dan otak butuh istirahat.
- Kembangkan jaringan (network)
Tak ada salahnya berkenalan dan bergaul dengan orang-orang yang berhubungan atau bisa mendukung bisnis Anda. Siapa tahu ada ide yang bisa digali.
- Disiplin/motivasi
Aspek terberat dalam menjalankan usaha sendiri adalah disiplin atau motivasi untuk bekerja secara teratur. Untuk mengatasinya, buatlah daftar apa saja yang harus dikerjakan hari ini dan esok. Tentukan target yang harus dicapai dalam minggu ini.
- Selalu waspada dan siap
Rajin-rajin melakukan evaluasi terhadap pasar, produk dan system pemasaran. Kalau perlu, ubah cara kerja agar lebih efisien. Perbaiki cara pemasaran atau kualitas produk.
- Cintai pekerjaan Anda
Bagaimana akan sukses, jika Anda tak punya “sense of belongin” pada pekerjaan dan produk yang dihasilkan. Cintai pekerjaan dan produksi sendiri, dan uang akan mengikuti Anda.
- Jangan mudah menyerah
Para pengusaha sukses pun pernah mengalami kegagalan. Jika ingin cepat berhasil, segeralah bangkit dan belajar dari kegagalan. Jangan bersedih terlalu lama, apalagi menyerah.

Strategi Meraih Kemenangan

Apakah Anda selalu menganggap diri sendiri sebagai seorang pecundang ? Cara mengatasinya, belajarlah menjadi pemenang seperti impian Anda. Jika Anda punya kekuatan untuk menang, Anda dapat mencapai karir dan mimpi-mimpi Anda selama ini. Berikut tipsnya :

a) Kekuatan untuk menang berasal dari pikiran Anda sendiri Teddy Roosevelt, mantan presiden AS, berujar, “Seluruh sumber daya yang kita perlukan ada dipikiran.” Anda telah memiliki segala yang diperlukan untuk jadi seorang pemenang.
b) Yakinlah pada diri Anda
Tanpa kegagalan, Anda harus yakin bahwa Anda dapat mencapai tujuan dalam hidup ini. Jika tak yakin memilikinya, maka Anda tidak akan mencapainya.
c) Ketahuilah sesuatu yang membuat Anda bahagia
Jika Anda adalah orang yang senang berada di tengah orang banyak sementara Anda bekerja di sebuah gudang penyimpanan, silahkan Anda memikirkan kembali pilihan karir Anda.
d) Evaluasi talenta Anda dengan jujur
Jika Anda tidak tahu kekuatan dan hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan, Anda mungkin saja salah menilai pekerjaan yang tepat untuk Anda. Mungkin saja Anda yakin memiliki kemampuan untuk melayani konsumen dengan baik, tapi bos dan mitra kerja menilai Anda butuh berlatih lagi.
e) Jangan biarkan latar belakang menentukan masa depan Anda
Jika pengalaman kerja Anda tidak terlalu mulus, jangan biarkan hal ini mempengaruhi prospek karir Anda. Bila Anda telah memiliki tujuan, fokuslah pada hal ini. Jangan terpaku pada sindroma “saya ini orang malang” jika tidak berhasil mencapai sukses.
f) Ikuti teknik visualisasi cepat ini : gambarkan diri Anda tengah berlari dengan tim sepak bola. Bayangkan gawang adalah tujuan karir atau keinginan pribadi Anda. Bayangkan pula diri Anda yang berhasil menggolkan bola ke gawang lawan.
g) Kekuatan untuk menang adalah di tangan Anda
Tidak ada seorang pun yang dapat menyerahkan kesuksesan itu pada Anda. Andalah yang harus mewujudkan itu. Melakukan sesuatu adalah satusatunya cara untuk mencapai tujuan.

Tipe Wirausaha

Menjadi wirausahawan mandiri

Untuk menjadi seorang wirausahawan mandiri, berbagai jenis modal mesti dimiliki. Ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat :

1) Sumber daya internal, yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisa dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan.
2) Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply, dan lain sebagainya.
3) Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya ini ia miliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akan merasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjadi tunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulai dipertimbangkan.

Mencari mitra dengan “mimpi” serupa Jika 1 atau 2 jenis sumber daya tidak dimiliki, seorang calon wirausahawan bisa mencari partner/rekanan untuk membuat mimpi-mimpi itu jadi kenyataan. Rekanan yang ideal adalah rekanan yang memiliki sumber daya yang tidak dimilikinya sendiri sehingga ada keseimbangan “modal/sumber daya” di antara mereka. Umumnya kerabat dan teman dekatlah yang dijadikan prospective partner yang utama sebelum mempertimbangkan pihak lainnya, seperti beberapa jenis institusi finansial diantaranya bank. Pilihan jenis mitra memiliki resiko tersendiri. Resiko terbesar yang harus dihadapi ketika berpartner dengan teman dekat adalah dipertaruhkannya persahabatan demi bisnis. Tidak sedikit keputusan bisnis mesti dibuat dengan profesionalisme tinggi dan menyebabkan persahabatan menjadi retak atau bahkan rusak. Jenis mitra bisnis lainnya adalah anggota keluarga, risiko yang dihadapi tidak banyak berbeda dengan teman dekat. Namun, bukan berarti bermitra dengan mereka tidak dapat dilakukan. Satu hal yang penting adalah memperhitungkan dan membicarakan semua risiko secara terbuka sebelum kerjasama bisnis dimulai sehingga jika konflik tidak dapat dihindarkan, maka sudah terbayang bagaimana cara menyelesaikannya sejak dini sebelum merusak bisnis itu sendiri. Mitra bisnis lain yang lebih netral adalah bank atau institusi keuangan lainnya terutama jika modal menjadi masalah utama. Pinjaman pada bank dinilai lebih aman karena bank bisa membantu kita melihat secara makro apakah bisnis kita itu akan mengalami hambatan. Bank yang baik wajib melakukan inspeksi dan memeriksa studi kelayakan (feasibility study) yang kita ajukan. Penolakan dari bank dengan alasan “tidak feasible” bias merupakan feedback yang baik, apalagi jika kita bias mendiskusikan dengan bagian kredit bank mengenai elemen apa saja yang dinilai “tidak feasible”. Bank juga bisa membantu kita untuk memantau kegiatan usaha setiap tahun dan jika memang ada kesulitan di dalam perusahaan, bank akan mempertimbangkan untuk tidak meneruskan pinjamannya. Ini merupakan “warning” dan kontrol yang bias menyadarkan kita untuk segera berbenah. Wirausahawan yang “memaksakan” bank untuk memberi pinjaman tanpa studi kelayakan yang obyektif dan benar akhirnya sering mengalami masalah yang lebih parah. Agunan (jaminan) disita, perusahaan tidak jalan, dan hilanglah harapan untuk membuat mimpi indah menjadi kenyataan. Kejadian seperti ini sudah sangat sering terjadi, dalam skala kecil maupun skala nasional. Pinjaman seringkali melanggar perhitungan normal yang semestinya diterapkan oleh bank sehingga ketika situasi ekonomi tidak mendukung, sendi perekonomian mikro dan makro pun turut terbawa jatuh.
Menjual mimpi itu kepada wirausahawan lain (pemilik modal) Jika teman atau kerabat yang bisa diajak bekerjasama tidak tersedia (entah karena kita lebih menghargai hubungan kekerabatan atau persahabatan atau karena memang mereka tidak dalam posisi untuk membantu) dan tidak ada agunan yang bisa dijadikan jaminan untuk memulai usaha anda, ada cara lain yang lebih drastis, yaitu menjual ide atau mimpi indah itu kepada pemilik modal. Kesepakatan mengenai bagaimana bentuk kerjasama bias dilakukan antara si pemilik modal dan penjual ide. Bisa saja pemilik modal yang memodali dan penjual ide yang menjalankan usaha itu, bisa juga penjual ide hanya menjual idenya dan tidak lagi terlibat dalam usaha itu. Jalan ini biasanya diambil sesudah cara lainnya tidak lagi memungkinkan sedangkan ide yang kita miliki memang sangat layak diperhitungkan.
Ketiga cara di atas selayaknya dipikirkan sebelum seseorang mengambil keputusan untuk menjadi wirausahawan, tanpa pemikiran mendalam.

Read More..

Senin, November 10, 2008

Misteri di Balik Tindihan


Pernah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? Tenang, Anda bukan sedang diganggu mahkluk halus. Ini penjelasan ilmiahnya!
KEJADIAN ini sering saya alami sejak zaman SMA, bahkan hingga sekarang (meski frekuensinya sudah sangat berkurang). Saat hendak bangun dari tidur atau baru saja terlelap, saya merasa seperti ditindih sesuatu. Ini membuat saya sulit bangun ataupun berteriak minta tolong.

Lalu, ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali.
Setelah itu, biasanya saya tidak berani tidur. Takut kesadaran saya hilang atau kejadian itu berulang lagi. Apalagi saat kejadian, saya seperti melihat sebuah bayangan di kegelapan. Pernah saya saya bercerita tentang hal ini pada ibu saya. Beliau mengatakan saya mengalami tindihan. Dan menurut kepercayaan orang tua, yang menindih adalah makhluk halus. Ih, seram ya! Namun, logika saya berusaha mencari penjelasan ilmiah. Inilah hasilnya:

Sleep Paralysis

Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.
Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.
Kurang Tidur

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).
Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Jangan Anggap Remeh

Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara

– Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
– Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
– Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
– Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
– Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
– Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
– Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
– Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
– Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
– Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
– Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

(Kompas)


Read More..

Minggu, November 09, 2008

Kecanduan Internet bisa Berujung Depresi

Apakah ketika terbangun di pagi hari Anda langsung menyalakan komputer untuk mengakses internet atau tiba-tiba di tengah malam Anda sering terobsesi untuk mengecek e-mail? Jika iya, mungkin Anda perlu berhati-hati, karena bisa jadi Anda sudah termasuk pecandu internet.

Setidaknya begitulah hasil riset dari sekelompok para peneliti dunia terkait penyimpangan yang terjadi pada pecandu internet. Menurut riset yang menganalisis sampel berusia 16 hingga 60 tahun tersebut, jika para pecandu ini tidak bisa melampiaskan hasrat mereka untuk online maka dikhawatirkan orang tersebut bisa menjadi depresi.

"Pecandu internet tidak hanya menyatakan pada suatu keinginan, tetapi lebih daripada itu. Ini sudah termasuk permohonan yang mendalam. Mereka (pecandu internet-red.) sudah seperti para pecandu kopi atau mereka yang kecanduan berbicara via ponsel," ujar Dr Pinhas Dannon dari Universitas Tel Aviv sekaligus pemimpin riset ini.

Para pecandu internet, dikatakan Dr Dannon, selanjutnya bisa mengalami masalah kekurangan waktu tidur, gelisa ketika tidak bisa online, terisolasi dari keluarga dan kelompoknya, kehilangan pekerjaan hingga yang paling parah mengalami depresi yang mendalam.

Seperti dikutip detikINET dari Hindu News, kelompok riset ini juga menyimpulkan bahwa mereka yang rentan terjebak kecanduan internet adalah mereka yang merasa kesepian.

"Namun kami juga ingin menyampaikan bahwa kita perlu melihat para pecandu internet dengan beberapa tipe. Dan jika kita tidak mengubah cara kita menggolongkan mereka, maka kita tidak akan bisa memperlakukan mereka dengan cara yang tepat," tandas Dr Dannon. (DetikNet)

Read More..

Sabtu, November 08, 2008

Arti Sebuah Keikhlasan

Manusia dengan segala ambisinya, dengan segala keangkuhannya...
selalu saja ingin mencapai apa yang diinginkannya...

Terkadang manusia lupa siapa dirinya sebenarnya???
mereka selalu saja memaksakan untuk mendapatkan apa yang meraka rencanakan dan apa yang mereka harapkan...

Tapi ternyata tidak, apa yang menurutnya baik... apa yang menurutnya sempurna.. ternyata tidak selalu baik menurut PENCIPTAnya...

Pakaian manusia hanyalah usaha dan doa, tapi Kehendak
dan Ketentuan adalah Pakaian Allah...

Hal yang paling mudah apabila kita tidak juga mendapatkan apa yang kita inginkan adalah dengan 'Menerima' dan 'Menerima' apa yang telah terjadi.

Percayalah Allah punya rencana lain dibalik semua itu...
Ikhlas menerima adalah sikap yang paling bijaksana...

Kemudian berusahalah dan berdoalah, bila kita dekat dengan Allah maka niscaya Allahpun akan dekat dengan kita.


Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT....Amin

Read More..

Lay - Out Laboratorium Komputer di Sekolah

Dalam menata lay-out laboratorium komputer di sekolah ataupun di lembaga pendidikan lain yang diarahkan untuk anak usia sekolah, diperlukan trik tersendiri agar efektif. Salah satu hal penting yang harus dijaga, terutama ketika lab tersebut terkoneksi ke Internet, adalah agar lab tersebut tidak dijadikan ajang memasuki situs-situs yang tidak baik.


Lab juga harus mampu memberikan suasana yang nyaman agar setiap siswa dapat saling berdiskusi dengan teman lainnya. Dapat saling melihat screen (layar komputer) seluruh teman lain dalam lab. Ini sangat positif dalam menumbuhkan suasana kompetitif namun tetap menumbuhkan kebiasaan saling bagi dan saling membantu.

"Wah, teman diujung sudah sampai tahap lanjut, saya masih jauh nih... musti ngebut."

"Kok bisa si X membuat itu ya? caranya gimana sih? Tanya ah..."

"Syukur, saya sudah jauh nih prakteknya, yang lain masih baru tahap awal, keliling dulu ah... sambil nanya-nanya ke pak guru..."

Guru pun akan dengan mudah mengamati perkembangan belajar semua siswa dalam kelas, "Si X sudah selesai, X kemari... bantu Y ya... dia belum selesai, tampaknya dia belum ngerti, kamu kan bapak lihat sudah jadi..."

Kira-kira begitulah suasana sinergis dalam lab yang terjadi apabila lay-out ruangan lab komputer ditata dengan susunan berbentuk huruf U.

Update:
Berikut saya dapatkan foto yang baik dan sesuai dengan apa yang saya ceritakan diatas.


Dalam keadaan saling bisa melihat layar komputer satu sama lain dan guru bisa melihat seluruh layar, maka akan muncul suasana saling kontrol. Kecil kemungkinan dalam jam belajar yang normal dimana seluruh siswa hadir didampingi gurunya akan muncul penyalahgunaan komputer untuk mengerjakan hal negatif.

Namun tentu saja ada trade off (pengorbanannya), yaitu luas ruangan tidak bisa dimaksimalkan pemanfaatannya. Penataan huruf U akan mengakibatkan jumlah total unit komputer yang masuk ke ruangan akan lebih sedikit dibanding lay-out tradisional berbaris. Namun saya yakin bahwa lebih banyak keuntungannya dibanding yang harus kita korbankan.

Biasanya tanpa ada guru yang mengawasi didalamnya. Dengan adanya lay-out demikian, maka pengguna juga sungkan untuk melakukan tindakan "abnormal" karena dengan mudah terlihat oleh siswa lain (bandingkan dengan lay-out "super private" yang dipakai di warnet-warnet).

Disamping itu, mobilitas guru juga jadi jauh lebih mudah. Berjalan dari satu komputer ke yang lain bisa dilakukan tanpa ada halangan sama sekali ditengah ruangan. Guru juga dapat langsung memanggil beberapa siswa lain berkerumun didepan komputer salah satu siswa untuk memberikan demo pelajaran kepada beberapa siswa sekaligus tanpa terhalang oleh meja lainnya.

Konsep ini telah kami terapkan selama beberapa tahun (sekitar 4 tahun) dan berjalan cukup baik, mudah-mudahan dapat juga membawa manfaat bagi sekolah lain...

Read More..

4 Hal Buruk Penggunaan Ponsel

Ponsel, handphone, handset, ataupun telepon genggam telah sangat popular di telinga masyarakat. Handphone sekarang ini bukanlah barang sekunder, tapi seperti sudah melekat dalam kebiasaan sehari-hari seakan tidak bisa lepas dari telepon portable tersebut. Kecanggihan ponsel tidak perlu dipertanyakan lagi, mulai dari memotret gambar, audio-video, jaringan wireless, hingga ke GPS. Namun, mungkin dari sekian pengguna ponsel telah melakukan hal-hal yang tidak etis atau malah beresiko bagi diri mereka. Berikut ini beberapa hal-hal yang mungkin kurang etis bila dilakukan melalui ponsel :

Menelepon atau SMS-an di waktu dan tempat yang tidak tepat.

Sebagai contoh, SMS ria ketika menyetir baik motor, mobil, truk, taksi ataupun kendaraan lainnya. Sangat dimungkinkan bila menajdi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas, terlebih hanya untuk mengetik satu huruf saja atau menelepon atau berbicara di telepon. Contoh lain, Anda menelepon teman lain atau SMS-an ketika di hadapan Anda ada seseorang yang sedang mengajak Anda bicara atau yang sedang curhat dengan Anda. Menelepon atau SMS-an untuk hal yang kecil, bukan hanya memborosokan pulsa Anda, tapi lebih kepada menghasbiskan waktu untuk hal yang kurang berguna, seperti hanya mengirim sms berisi kata ???hai.??? kepada teman Anda.

Mengganggu orang lain di tempat dan waktu yang tidak tepat.

Tidak semua orang memiliki selera yang sama dengan suara, baik musik ataupun ringtone ponsel. Jadi, lebih amannya agar tidak mengganggu orang lain, Anda dapat mengecilkan nada dering, atau digetar saja, atau bila perlu dimatikan. Sebagai contoh, ketika Anda menonton film di bioskop, hampir tidak ada yang suka dengan munculnya nada dering ponsel secara tiba-tiba atau dengan suara keras, atau bahkan bergosip ria dengan menelepon teman. Tidak hanya di bioskop, namun juga di halte bis, lift, perpustakaan, antrian makan, di dalam busway, atau tempat umum lainnya, mungkin sebaiknya Anda menahan suara Anda agar tidak mengganggu orang lain.

Perilaku kurang baik karena handphone.

Tidak perlu semua orang tahu mengenai hal-hal pembicaraan dalam telepon, terutama bila hal tersebut kurang penting. Sebagai contoh, mungkin orang lain kurang senang bila mendengar Anda mengobrol mengenai kucing tetangga yang melahirkan sepuluh ekor. Orang lain juga akan tidak senang ketika tiba-tiba Anda memotong pembicaraan teman yang sedang berbicara dengan Anda, hanya karena ditelepon oleh teman Anda yang lain, kemudian bergosip ria didepannya.

Pelanggaran Amoral.

Penyalahgunaan ponsel juga dapat berupa penyebaran gambar atau video porno atau hal-hal yang tidak senonoh lainnya.

Well, manfaatin teknologi sesuai kebutuhan dan tau aturannya yaa.:-)
sumber: beritanet.com

Read More..