cerita-cerita atau kata-kata yang ada di blogs ini adalah ungkapan hati, hal-hal yang aku baca dari buku dan aku dengar dari siapa saja. jadi aku mengucap syukur untuk semuanya yang telah TUHAN berikan padaku. Mudah-mudahan bisa jadi berkat buat sapa aja yang membaca serta memberikan comment. Thxs B-4. GBU ALL

..:: Hanya Sebatas Coretan ::..

Kamis, November 20, 2008

Stop...!!! Pergaulan Bebas


Kebebasan. Satu kata yang kayaknya jadi idaman tiap remaja. Gimana enggak? Wong nggak ada yang bisa ngatur kita. Mau ngapain terserah aja. Pengen ngeluyur semalaman atau bisa jadi playboy kagetan (soalnya jadi idola di pasar kaget). Nggak satupun yang bisa ngelarang. Tubuh-tubuh gue. Mulut-mulut sendiri. Bajuku pribadi, meski potongannya kayak punya adiknya yang masih SD, alias perawan (pemakai rapet pakaian). mereka bilang, buat apa yang lain mau ngurusin? Ini kan hidup kita sendiri, bodoh amat. Lho neng, nggak salah ngomong tuh?.

Beneran nih, kita nggak bo’ong. Gaul bebas udah jadi budaya wajib remaja saat ini. Sosok gaul bebas seperti air laut yang kita minum. Makin lama makin haus. Tambah lama tambah pengen. So, hidup bebas tanpa kekangan, dan nggak ada tanggungan. Listrik, telepon, PDAM, bukan pikiran. Emang kita mau narik iuran apa? Itu mah urusan ortu. Pelajaran sekolah? Nanti aja kalo ada waktu luang. Lagipula besok kan bisa nyontek di sekolah. Wacaow. Apalagi urusan dosa? Dosa…itu urusan kaum sepuh, kelasnya Alimta (atas lima puluh tahun). Lagian kita kan masih muda, sayang donk kalo saat remaja disia-siakan. Soal tobat dari dosa? Nanti aja Tuhan kan Maha Pengampun dan Maha Mengerti. Pasti deh kita dapet ampunan. Emang yang ngebangun sorga siapa?

Sobat, meski teman kita banyak yang punya argumen gituan, nggak semestinya kita mankir. Nggondok seribu bahasa. Ditambah aksi kita tersungging sinis di depan mereka dan sedikit memejamkan sebelah mata. Kita kudu ngerti sengerti-ngertinya, akibat pola pikir bebas yang nyebabin gaya hidup bebas pula. Nggak selayaknya kita pukul rata. Kalo semua yang nglakuin pola dan style gaul bebas itu, pada paham segala macam soal gaul bebas secara detail. Kita nggak mungkiri kalo memang ada yang jadi kebakar jenggotnya, pas diberitahu soal efek sengatan negatif gaul bebas. Malahan yang kita tahu, sebagian besar sobat yang pada ikutan gaul bebas, nggak paham sama sekali. Mereka hanya ikutan doang. Nggak jarang rekan-rekan kita yang pacaran nggak punya alasan yang jelas, kenapa mereka pacaran. Mirip seperti anak kecil yang gerudukan kemana aja. Asal dapat jajan. Mereka bilang kalo gaul bebas modern-lah, nggak ketinggalan zaman-lah, mumpung masih muda-lah, dan seabrek alasan nggak matching lainnya.

Alasan klise gaul bebas

Gaul bebas itu identik ama campur baurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat. Tapi nggak cuma campur aja kayak es dawet, mereka juga punya interaksi satu sama lain. Namun, bukan pasar, bukan stasiun dan juga bukan terminal. Apa? Pelabuhan!! Makanya ojo ngelamun!! Interaksi yang ada dalam forum gaul bebas itu, bisa dibilang super intensif. Antara laki dan perempuan udah saling adu strategi dan main serang. Saling counter attack dan full body contact. Mulai dari main pegang, elus, belai, sruduk, cium, comot, sosor, dan banting-membanting hingga 50% (Diskonn..!!). Glodak.

Sebagian besar acara gaul bebas, dimulai dari kumpulnya muda-mudi dalam satu acara, yang nggak jelas tujuannya. Misal, ultah sweet seventy, eh salah seventeen, reuni dan ketemu teman lama, gerombolan makhluk diskotik, dan berbagai tempat angker lain. Setelah berada di tempat aneh semacam itulah, biasanya si empunya jadi kebawa. Teman satu dan yang lain saling mempengaruhi. Seiring bergulirnya waktu dia pun jadi kebiasa, akhirnya kita terjerumus sudah. Sroot..gedebuk.

Mulai deh suka berduaan, dengan nama kerennya pacaran. Mojok di kamar kecil. Eh salah.. bau H2S, yang bener kamar pribadi. Adegan super hot ini terus aja lanjut. Dimanapun dan kapanpun bisa, asal keduanya mengiyakan. Biasa, namanya juga gaul bebas. Ya bebas aja…meski ada yang lihat atau ngintip, bahkan orang sekampung ngeroyok. Dua sejoli tetap aja tenang. Kalem aja dik (maksimum 5 km per-jam). Anteng tentrem kerto raharjo, soalnya sama-sama suka sih. Kalo udah kayak gini, nggak ada yang bisa ngelarang donk. Paling naga-naganya dikawinin sama orang-orang sekampung. Nggak usah repot ngundang resepsi, apalagi prasmanan. Wah nggak beres nih orang…

Simpelnya, itu tadi sebuah contoh aja yang sekarang nggak lagi dipandang tabu, bahkan bukan dosa di mata masyarakat. Alasan suka sama suka, udah pacaran lama, kayaknya udah jadi lalapan, eh..alasan klise. Meski kita nggak ngerti berapa harga afdruk klisenya..3x4..lho..kok malah jadi tukang foto? Biar tukang foto tapi tetep caem. Ha..ha.. Wis..buyar, kembali ke topik masalah kita, sang gaul bebas. Bukan berarti alasan sueneng sama si dia, jatuh cintrong dalam satu kedipan, membuat diri kita jadi lupa diri. Lalu ikutan dengan budaya primitif masyarakat kita. Apaan? Jelas aja, gaul bebas yang diwujudkan dengan aktivitas pacaran. Belum lagi kalo pacaran itu ngejurus ke zina. Waduh bisa kebakaran satu kelurahan.


Bukan hanya sampe disini. Masyarakatpun memandang, kalo lelaki yang udah melakukan hubungan di luar rumah, eh luar nikah, itu bisa dibilang bertanggung jawab. Asal mau ngawinin si cewek. Itupun kalo dia mau, dan ada fulus yang cukup. Wah..nggak salah tuh? Padahal udah banyak yang jadi korban. Janda-janda tua, gadis desa, kembang kampung, penyakit mematikan pun memburu, akibat hubungan yang nggak sehat. Mulai dari PMS (Penyakit Menular Seksual) hingga HIV AIDS yang sangat danger. Bisa dibilang akibat gaul bebas, manis dirasa, sepah dibuang.

Bebas Bergaul nggak berarti Bergaul Bebas

Gimana dengan kamu? Mau ikutan kayak mereka? Atau mau jadi pelopor gaul bebas? Kalo kamu seperti itu, kita nggak tanggung-tanggung kok. Apa? Kita bakal marah berat. Kamu bakalan kita gigitin anjing rabies rame-rame. He..he..he.. Beneran kita serius. Lebih baik gitu, daripada kamu ngerasain siksa di neraka dari Allah Swt. Lebih enak kita yang marah, daripada kamu tertunduk malu pas berhadapan dengan Allah di hari akhir nanti. Beneran lho.

Islam udah ngasih aturan buat kita, soal bagaimana lelaki bergaul dengan wanita. Kita boleh aja bebas bergaul, tetapi nggak berarti kita boleh bergaul bebas. Bebas bergaul artinya kita boleh milih siapa saja yang jadi sahabat dan teman kita. Nggak peduli laki atau perempuan. Tapi dalam bergaul, tetep aja kita nurut sama aturan yang telah Allah berikan. Kita muslim kan? Nggak salah nuruti aturan Allah. Udah selamat, dapat pahala, raih surga pula. Tapi kalo kita nentang dan nolak aturan yang Allah berikan, bisa-bisa kita dapat murka, dosa dan siksa neraka-Nya. Jelas kita nggak mau akan hal itu.

Maka kalo kita bergaul antara laki dan perempuan, jelas kita kudu lihat keadaan, situasi dan kondisi. Apakah tempatnya pas, nggak sepi, atau nggak campur baur. Karena Rasulullah udah ngelarang kita untuk berduaan di tempat sepi antara laki dan perempuan. Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu seorang pemuda muslim berkholwat (berduaan) dengan seorang pemudi, kecuali bersama mahromnya.” (Al Hadits). Islam juga ngelarang kita untuk mensukseskan forum-forum yang di dalamnya laki-laki dan perempuan bercampur baur atau ikhtilath. Seperti yang kita kasih contoh di atas. Islam juga ngasih aturan buat kamu yang muda, yang udah siap, moril, materiil dan onderdil untuk menikah. Ojo sue-sue.

Rasulullah Saw bersabda, “Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, hal itu akan dapat menundukkan pandangan serta memelihara kemaluan. Siapa saja yang tidak mampu melakukannya, hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai.” (Al Hadits)

So, bagi sobat yang ngerasa udah mampu, mending cepet nikah deh. Terus buat kamu yang SMA, memang solusi nikah mungkin nggak seberapa pas dengan kalian. Tapi bukan berarti kita bisa nglakuin gaul bebas. Tetap aja dosa fren. Perbanyak puasa deh. Jangan lupa, sering aja datang ke pengajian, punya kawan-kawan yang sholeh, juga aktif dakwah, pasti niatan kamu yang punya elektron negatif bakalan hilang. Nanti kalo udah siap, nikah aja. Otree.

0 komentar: